Tiada Hari Tanpa Ber-Istighfar dan Bersykur

bahaya ghibah

Betapa banyak kaum muslimin yang mampu untuk menjalankan perintah Allah
Azza wa Jalla dengan baik, bisa menjalankan sunnah-sunnah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Salam, mampu untuk menjauhkan dirinya dari zina, berkata dusta,
minum khomer, bahkan mampu untuk sholat malam setiap hari, senantiasa puasa
senin kamis, namun…..mereka tidak mampu menghindarkan dirinya dari ghibah.
Bahkan walaupun mereka telah tahu bahwasanya ghibah itu tercela dan
merupakan dosa besar namun tetap saja mereka tidak mampu menghindarkan diri
mereka dari ghibah.

Allah Azza wa Jalla benar-benar telah mencela penyakit ghibah
ini dan telah menggambarkan orang yang berbuat ghibah
dengan gambaran yang sangat hina dan jijik. Berkata Syaikh
Nasir As-Sa’di : “Kemudian Allah Azza wa Jalla menyebutkan
suatu permisalan yang membuat (seseorang) lari dari ghibah.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
و َ لا يغت ْ ب ب ع  ض ُ ك  م ب  ع  ضا َأيحِ  ب َأ  ح  د ُ ك  م َأ ْ ن يْأ ُ ك َ ل َل  ح  م َأخِيهِ ميتا َف َ كرِ  هت  م  وه  واتُق  وا اللهَ إِنَّ
اللهَ ت  وا  ب  رحِي  م
Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain.
Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai

saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka
bertaqwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Mener ima
taubat dan Maha Pengasih. (Al Hujurat 12)
Allah Azza wa Jalla telah menyamakan mengghibahi saudara kita
dengan memakan daging saudara (yang dighibahi tadi) yang
telah menjadi bangkai yang (hal ini) sangat dibenci oleh jiwajiwa
manusia sepuncak-puncaknya kebencian. Sebagaimana
kalian membenci memakan dagingnya -apalagi dalam keadaan
bangkai, tidak bernyawa- maka demikian pula hendaklah kalian
membenci mengghibahinya dan memakan dagingnya dalam
keadaan hidup”.1 Memakan bangkai hewan yang sudah busuk
saja menjijikkan, namun hal ini masih lebih baik daripada
memakan daging saudara kita. Sebagaimana dikatakan oleh
‘Amru bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘anhu:
ع  ن َقيسٍ َقا َ ل : مر  ع  مروب  ن العاصِ  عَلى ب  غلٍ ميتٍ, َفَقال:  واللهِ لأََ ْ ن يْأ ُ ك َ ل َأ  ح  د ُ ك  م مِ  ن
َل حمِ  ه َ ذا (  حتى  يمَلََأ ب ْ طنه)  خير َله مِ  ن َأ ْ ن يْأ ُ ك َ ل َل  ح  م َأخِيهِ (اْل  م  سلِم)

Dari Qois berkata : ‘Amru bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘anhu
melewati bangkai seekor begol (hasil persilangan kuda dan
keledai), maka beliau berkata :”Demi Allah, salah seorang dar i
kalian memakan daging bangkai ini (hingga memenuhi
perutnya) lebih baik baginya daripada ia memakan daging